Pada
kesempatan kali ini, saya akan menyampaikan hasil analisa saya terhadap sebuah
Jurnal yang berkaitan dengan Desain Pemodelan Grafik dengan keterangan sebagai
berikut:
Judul Jurnal :
Pembuatan Aplikasi Tata Ruang Tiga Dimensi Gedung Serba Guna Menggunakan
Teknologi Virtual Reality
Penulis : Ully Asfari, Bambang Setiawan, dan
Nisfu Asrul Sani
Jurusan : Sistem Informasi, Fakultas Teknologi
Informasi, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)
Analisa
yang saya akan jelaskan kali ini adalah tentang bagaimana cara membuat objek 3
dimensi gedung serbaguna.
Sebelum
kita membahas mengenai cara membuat objek 3D gedung serbaguna, saya akan
membahas sedikit mengenai teknologi yang digunakan dalam proses pembuatan ini,
yaitu virtual reality.
Virtual
Environment (VE) atau Virtual Reality (VR) merupakan ruang digital
dimana seluruh gerakan pengguna dapat diketahui
atau dilacak dan mengetahui gambaran sekitarnya. Hasil yang didapat disusun dan
ditampilkan ke indra manusia sesuai dengan gerakan-gerakan yang dilakukan.
Dalam pengerjaan
aplikasi ini menggunakan library Unity AR. UnityAr menyediakan sebuah interface
ke ARToolkit yang dikemas secara menarik oleh unity3D. Dengan adanya gabungan
antara ARToolkit dan Unity ini dapat mempermudah pengguna untuk mengembangkan aplikasi
berbasis augmented reality.
Dalam penelitian
ini, aplikasi dibuat menggunakan media augmented reality dengan
memanfaatkan fungsi-fungsi tracking objek yang terdapat pada ARToolkit lewat
perantara library UnityAR. Sehingga dapat disimpulkan bahwa UnityAR berfungsi
sebagai penghubung antara ARToolkit dengan Unity3D.
Pada tahap
pembuatan 3 dimensi gedung serbaguna, dibuat beberapa kursi dan beberapa meja
untuk tampilan dari aplikasi tata ruang tiga dimensi gedung serbaguna
menggunakan teknologi virtual reality ini.
Untuk membuat
objek 3 dimensi kursi dan meja menggunakan objek dasar cube. Cube digunakan
sebagai bentuk dasar dari meja dan kursi. Dan untuk membentuk menjadi seperti
meja dan kursi bagilah cube menjadi beberapa bagian menggunakan vertex setelah
itu extrude bagian-bagian tertentu agar menjadi bentuk kursi dan meja. Dan
buatlah tampilan 3d menjadi smooth agar terlihat lebih nyata.Setelah telah
terbentuk meja dan kursi, agar tampilan lebih menarik objek 3 dimensi diberi
warna. Dan untuk membuat objek lantai
menggunakan objek dasar plan yag diatur skalanya lalu beri tekstur lantai yang
dipilih.
Kelebihan:
1. Menampilkan
gambar 3D dalam penyampain informasi
2. Menggunakan
teknologi 3D yaitu augmented reality
3.
Teknologi ini berjalan secara interaktif karena terintegrasi antar objek di
dunia nyata dan dunia maya.
4. Interaksi
antara virtual reality dan augmented reality tidak dapat saling berbenturan
atau bertabrakan. Disebabkan karena proses pembacaan objek yang dibangun
menggunakan teknik augmented reality selalu diperbarui dan ditampilkan ditiap
detik dalam proses perenderan, sehingga objek 3D selalu tampil di atas marker
yang terdeteksi oleh kamera.
Kekurangan:
1. Kurangnya memperhatikan faktor pencahayaan, karena
dalam proses pembacaan marker menjadi bermasalah jika kekurangan atau kelebihan
cahaya.
2. Library
plugin yang digunakan sebagai mediasi antara ARToolKit dengan Unity 3D merupakan
versi beta, sehingga masih terdapat beberapa kekurangan jika digunakan untuk
mengembangkan aplikasi yang lebih kompleks.
Kesimpulan:
1. Interaksi antara virtual
reality dan augmented reality tidak dapat saling berbenturan atau bertabrakan.
Disebabkan karena proses pembacaan objek yang dibangun menggunakan teknik
augmented reality selalu diperbarui dan ditampilkan ditiap detik dalam proses
perenderan, sehingga objek 3D selalu tampil di atas marker yang terdeteksi oleh
kamera.
2. Untuk mempermudah penataan
objek 3D (furnitur), maka strategi penataan yang bisa dilakukan adalah dengan memisahkan
ruangan-ruangan yang ada di gedung Graha ITS. Dengan begitu memperluas ruang
gerak marker terhadap luas sorot cakupan kamera. Karena pada percobaan marker
ukuran 6 x 6 cm hanya mampu memuat 20 marker.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar