Pada kali ini, saya ingin memberikan
analisa jurnal yang telah saya baca. Judul jurnal tersebut adalah Pemodelan
Wajah 3D Berbasis Foto Diri Menggunakan Maya Embedded Language atau (MEL)
Script.
Judul jurnal:
Pemodelan Wajah 3D Berbasis Foto Diri Menggunakan Maya Embedded Language (Mel)
Script
Penulis: Yudi
Prayudi, Iwan Aprizal
Jurusan : Jurusan
Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Islam Indonesia
Analisa
yang saya akan jelaskan kali ini adalah tentang bagaimana cara membuat
pemodelan wajah 3D menggunakan foto wajah.
Sebelum
kita membahas mengenai pemodelan wajah, alangkah baiknya apabila mengetahui apa
itu pemodelan. Pemodelan adalah membentuk suatu benda-benda atau obyek. Membuat
dan mendesain obyek tersebut sehingga terlihat seperti hidup.
Dalam jurnal
ini membahas tentang pemodelan wajah yang akan dikonversikan dari bentuk 2D ke
bentuk 3D. Namun, sampai saat ini belum adanya aplikasi yang dapat mengkonversi
secara langsung. Untuk itu, penulis mengupayakan membuat mekanisme untuk
mendesain karakter organik obyek wajah 3D. Bahasa pemrograman yang digunakan
untuk membantu proses pemodelan adalah MEL Script dalam MAYA.
Pada proses
pembuatan objek wajah 3D, disini menggunakan konsep dasar modelling 3D yang
terdiri sebagai berikut:
Pembuatan
pemodelan wajah 3D ini menggunakan bahasa pemrograman MEL Script dan
menggunakan aplikasi MAYA. MAYA adalah salah satu aplikasi untuk grafika 3D termasuk
animasi dan special effect. Maya adalah aplikasi visual interaktif yang
disiapkan untuk memecahkan banyak masalah teknik pemodelan. Menggunakan MEL
commands dapat mempercepat pembuatan objek, pemindahan objek dengan tepat, dan
lebih efisien.
Metode
pemodelan yang digunakan pada jurnal tersebut adalah Nurbs (Non-Uniform
Rational Bezier Spline) modeling, polygon, serta subdivision.
Pembuatan
modelling menggunakan alur flowchart. Adanya flowchart yang berdampingan dengan
gambar prosesnya, membuat pembaca jelas dengan alur pembuatan modeling wajah
3D. Berikut adalah proses keseluruhan model wajah 3D.
Implementasi dari jurnal ini berdasarkan
proses perancangan yang telah dibuat, menghasilkan output obyek model gambar
wajah 3D yang memiliki tingkat kemiripan source dengan foto diri. Jika ingin
menambah proses finishing dapat menggunakan aplikasi lain selain MAYA yaitu
photoshop. Berikut adalah hasil pembuatan modelling objek wajah 3D.
Kelebihan:
1.
Dapat mengkonversi secara
langsung obyek foto diri secara digital dalam bentuk 2D menjadi obyek digital
3D.
2. Menggunakan
Maya Embedded Language (MEL) commands yang dapat mempercepat pembuatan objek,
pemindahan objek dengan tepat, dan lebih efisien.
Kekurangan:
1.
Keterbatasan dalam pemodelan menggunakan mesh polygonal, dimana Jumlah
polygon yang diperlukan untuk mendefinisikan obyek yang komplek secara akurat
akan sangat besar. Hal ini berimplikasi pada memori yang digunakan dan waktu
untuk proses render.
2.
Untuk membuat tipuan kehalusan, memerlukan penggunaan polygon dan titik
editing dalam jumlah besar.
Kesimpulan:
Pembuatan model wajah 3D berbasis pada
foto diri adalah sebuah upaya untuk membuat artificial object wajah lewat
bantuan foto diri. Proses pemodelan dilakukan dengan bantuan sejumlah panel
yang dibangun lewat MEL Script. Hasil akhir modelling paling tidak telah
menghasilkan model wajah 3D yang memiliki tingkat kemiripan dengan source image
foto diri. Penggunaan metode polygonal mesh untuk kasus pemodelan wajah ini
lebih diutamakan dari pada metode NURBS. Selanjutnya tahapan yang dilakukan
dalam menghasilkan model wajah 3D dapat dijadikan sebagai acuan untuk membangun
aplikasi sejenis untuk kepentingan pemodelan wajah.
Sekian analisa jurnal terakhir dari saya, semoga artikel ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Terima kasih.